Label

Jumat, 17 April 2015

VISIT MALANG 2015 PART I : MUSEUM ANGKUT




Bulan Maret kemarin, saya mengambil cuti untuk pulang ke kampung halaman saya di kota Malang. Kebetulan sekali ada teman yang ingin berlibur di kota Malang. Maka saya pun menawarkan rumah (orang tua) sebagai tempat untuknya menginap, pun berjanji akan menemaninya jalan – jalan.

Setelah googling sana sini, akhirnya saya memutuskan untuk mengajak teman saya ke Museum Angkut. Kenapa museum angkut? Karena saya juga akan mengajak keponakan saya (laki – laki), yang tentu saja akan senang sekali melihat banyak mobil di museum tersebut. Dan setelah saya googling leboh lanjut, museum angkut dapat dijangkau dengan menggunakan angkutan umum. Yeayy!! Itulah yang penting. Transportasi!!

Sebelum saya menceritakan tentang apa yang ada di dalam museum angkut, saya akan memberi petunjuk dulu  bagaimana cara ke museum angkut dengan menggunakan angkutan umum. Pertama – tama, pastikan kalian sampai ke terminal Landungsari. Jangan salah ya guys, terminal Landungsari, bukan Arjosari. For information,  di kota Malang ada terminal yang bernama Arjosari. Terminal ini merupakan terminal utama kota Malang. Bus – bus antar propinsi pasti berangkat dari terminal ini.

How to get into Museum Angkut? First of all, make sure you get into Landungsari bus station. Remember, Landungsari not Arjosari. Arjosari is central bus station in Malang. But Landungsari is only a small bus station located in Malang side. You can take mass transportation using L letter to achieve in this station, such as CKL, ADL, AL, GL, etc. Don’t forget to ask the driver wether he would get into station or not, because some of them will turn back to the opposite lane before arrive at the station. The rate of this transportation is fixed at 4000 rupiahs.

Nah, yang saya sebutkan tadi adalah terminal Landungsari. Terminal ini sangat kecil dan sangat sepi. Sampai di terminal ini, siap – siap aja diikutin sopir dan kenek yang menawarkan angkutan mereka. Tapi jangan sampai salah ya saudara – saudara. Untuk menuju museum angkut, kalian harus naik bus puspa jaya jurusan Jombang/Kediri. Nanti ketika kondekturnya meminta ongkos, jangan lupa bilang turun di museum angkut, supaya tidak kesasar. Ongkosnya murah, 5000 rupiah saja. Terminal Landungsari bisa dicapai dengan angkutan umum yang mengandung huruf L, seperti CKL, AL, ADL, atau GL. Jangan lupa untuk bertanya apakah supir akan masuk ke terminal landungsari atau tidak. Karena beberapa supir suka malas masuk terminal. Ongkos angkutan umum di kota Malang adalah fixed rate 4000 rupiah untuk jarak berapa pun.

After you get into Landungsari bus station, you will welcomed by a lot of driver offering you to take their car/bus. Go straight to bus stops, and take Puspa Jaya bus with destination to Jombang or Kediri. Don’t forget to ask the conductor to stop at museum angkut. The rate is cheap, only 5000 rupiahs J.

Setelah kurang lebih 30 menit bus berjalan, bus akan berhenti di terminal Batu untuk mengangkut penumpang. Baru setelah itu, 5 menit kemudian sampailah saya di museum angkut. Wow, ternyata bus puspa ini benar – benar berhenti di depan museum angkut. Jadi saya tidak perlu jalan terlalu jauh. Yippie!!!.

Museum angkut ini bukanya siang ya guys! Jam 12 siang baru buka, dan tutup jam 10 malam. Jadi perkirakan waktu perjalanan kalian, jangan sampai kecepetan datang. Saya sendiri sampai di museum ini pukul 11 siang. Dan ternyata antrian di loket pembelian karcis sudah panjang, bahkan antrian di pintu masuk pun sudah panjang. Maklum lah, hari itu adalah long weekend. Setelah 1 jam mengantri, tepat setelah saya mendapat tiket masuk, pintu masuk museum ini dibuka. Ohiya, harga tiket masuk museum ini adalah 60ribu rupiah di hari kerja dan 80ribu rupiah di hari libur/weekend. Untuk kamu yang membawa kamera akan dikenakan charge tambahan sebesar 35ribu rupiah. Tapi kalau untuk kamera handphone gratis kok, hehe. Dan ternyata di sebelah museum angkut itu ada museum topeng. Saya kurang tahu harga tiket masuknya, tapi kalo dipaketkandengan museum angkut jadi hanya 90ribu saja. Saya belum sempat googling sih ada apa di museum topeng, tapi karena nambah 10ribu yasudahlah saya iyakan tawaran penjual karcis tersebut. Selain paket dengan museum topeng ada juga paket tiket museum angkut, jatim park, eco green park, batu night spectaculer untuk 2 hari, tapi sayang saya lupa harganya (karena ga beli sih, hehe).

Sekedar tips dari saya, sebaiknya sebelum masuk ke dalam museum, laksanakan sholah dhuhur terlebih dahulu. Karena museum ini ternyata sangat besar, dan di dalamnya tidak terdapat musholla. Jadi kemarin saya melakukan kesalahan besar dengan tidak sholat dhuhur terlebih dahulu. Ketika saya sudah mengelilingi ¾ rute museum, saya sadar waktu ashar akan segera datang, jadi saya memutuskan segera sholat dhuhur. Ternyata oh ternyata lokasi musholla ada di luar museum, jadi saya harus keluar museum. And the worst part is saat kembali memasuki museum, saya harus mengulang kembali dari rute awal, tidak ada jalan lain untuk bypass ke rute terakhir saya sebelum saya sholat dhuhur tadi. Aaahhh lumayan loh padahal jalannya, kaki saya sudah mulai pegal.

This museum open at 12 o’clock and closed at 10 p.m. I have arrived at this museum at 11 o’clock and there was a long queue in front of the ticket counter and in the entrance ( I came here in long weekend). The ticket fare is 80,000 rupiahs in weekends and holiday and 60,000 rupiahs in weekdays. Camera is charged with 35,000 rupiahs, except camera in mobile phone.  If you buy a season ticket to museum angkut and museum topeng, you have to pay 90,000 rupiahs. Besides, there is another season ticket to visit museum angkut, jatim park, eco green park, and batu night spectacular for 2 days. For muslim visitors, I suggest you to pray dzuhur first before enter the museum. Because the museum is so big but unfortunately there’s no pray room inside. If you want to pray in the middle of your visiting, you have to exit first and then come back from the entrance and follow the route from the beginning. It really is wasting your time and of course your energy (I know because I did L).

Jadi apa sih yang ada di dalam museum angkut sebenarnya? Museum angkut yang konon katanya terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara ini memiliki banyak sekali koleksi moda pengangkutan dari jaman dahulu hingga kini yang modern. Dan serunya lagi museum ini ditampilkan dengan tema – tema tertentu, sehingga bagus sekali untuk foto – foto. Bahkan ada sebuah blog yang mengatakan, museum angkut ini mirip dengan universal studio, hanya minus wahana. Saya sendiri belum pernah ke universal studio, jadi tidak bisa berkomentar apa – apa.

Awalnya ketika saya masuk ke museum ini, saya sempat kecewa. Ya sih, ada banyak mobil, tapi tidak ada yang spesial. Hanya mobil berderet – deret saja. Tapi ternyata setelah saya naik ke lantai 2 dan mengikuti rute museum, baru saya tau keasyikan menyusuri museum ini. Di dalam museum ini ada tema negara eropa masa lampau, kemudian ada miniatur menara eiffel, ada miniatur istana buckingham, dan lain – lain. Bahkan saya sempat berfoto dengan patung hulk disana.

Daripada bingung membayangkan apa yang saya katakan, yuk lihat saja beberapa foto hasil jepretan saya di museum angkut.



waktu saya upload di path, kata teman saya seperti nonik belande

eiffel i'm in love

london telephone box

he's sooo tall

with queen elizabeth


with hulk

my cousin and my nephew in action

my dearest nephew
pake kostum pemadam kebakaran

broadway stage as background


at a gas station

Roma? Paris? London? No, I'm still in malang...
looks like we're in japan. huh




Batavia a.k.a Jakarta

























So how? Are you interested in visiting museum angkut? I hope so. this place is worth it.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar