Bulan
Maret kemarin, saya mengambil cuti untuk pulang ke kampung halaman saya di kota
Malang. Kebetulan sekali ada teman yang ingin berlibur di kota Malang. Maka
saya pun menawarkan rumah (orang tua) sebagai tempat untuknya menginap, pun
berjanji akan menemaninya jalan – jalan.
Setelah googling sana sini, akhirnya saya
memutuskan untuk mengajak teman saya ke Museum Angkut. Kenapa museum angkut?
Karena saya juga akan mengajak keponakan saya (laki – laki), yang tentu saja
akan senang sekali melihat banyak mobil di museum tersebut. Dan setelah saya googling leboh lanjut, museum angkut
dapat dijangkau dengan menggunakan angkutan umum. Yeayy!! Itulah yang penting.
Transportasi!!
Sebelum
saya menceritakan tentang apa yang ada di dalam museum angkut, saya akan memberi
petunjuk dulu bagaimana cara ke museum
angkut dengan menggunakan angkutan umum. Pertama – tama, pastikan kalian sampai
ke terminal Landungsari. Jangan salah ya guys, terminal Landungsari, bukan
Arjosari. For information, di kota Malang ada terminal yang bernama
Arjosari. Terminal ini merupakan terminal utama kota Malang. Bus – bus antar
propinsi pasti berangkat dari terminal ini.
How
to get into Museum Angkut? First of all, make sure you get into Landungsari bus
station. Remember, Landungsari not Arjosari. Arjosari is central bus station in
Malang. But Landungsari is only a small bus station located in Malang side. You
can take mass transportation using L letter to achieve in this station, such as
CKL, ADL, AL, GL, etc. Don’t forget to ask the driver wether he would get into
station or not, because some of them will turn back to the opposite lane before
arrive at the station. The rate of this transportation is fixed at 4000 rupiahs.
Nah, yang
saya sebutkan tadi adalah terminal Landungsari. Terminal ini sangat kecil dan
sangat sepi. Sampai di terminal ini, siap – siap aja diikutin sopir dan kenek
yang menawarkan angkutan mereka. Tapi jangan sampai salah ya saudara – saudara.
Untuk menuju museum angkut, kalian harus naik bus puspa jaya jurusan Jombang/Kediri.
Nanti ketika kondekturnya meminta ongkos, jangan lupa bilang turun di museum
angkut, supaya tidak kesasar. Ongkosnya murah, 5000 rupiah saja. Terminal Landungsari bisa dicapai
dengan angkutan umum yang mengandung huruf L, seperti CKL, AL, ADL, atau GL.
Jangan lupa untuk bertanya apakah supir akan masuk ke terminal landungsari atau
tidak. Karena beberapa supir suka malas masuk terminal. Ongkos angkutan umum di
kota Malang adalah fixed rate 4000
rupiah untuk jarak berapa pun.
After
you get into Landungsari bus station, you will welcomed by a lot of driver
offering you to take their car/bus. Go straight to bus stops, and take Puspa
Jaya bus with destination to Jombang or Kediri. Don’t forget to ask the
conductor to stop at museum angkut. The rate is cheap, only 5000 rupiahs J.
Setelah
kurang lebih 30 menit bus berjalan, bus akan berhenti di terminal Batu untuk
mengangkut penumpang. Baru setelah itu, 5 menit kemudian sampailah saya di
museum angkut. Wow, ternyata bus puspa ini benar – benar berhenti di depan
museum angkut. Jadi saya tidak perlu jalan terlalu jauh. Yippie!!!.
Museum
angkut ini bukanya siang ya guys! Jam 12 siang baru buka, dan tutup jam 10
malam. Jadi perkirakan waktu perjalanan kalian, jangan sampai kecepetan datang.
Saya sendiri sampai di museum ini pukul 11 siang. Dan ternyata antrian di loket
pembelian karcis sudah panjang, bahkan antrian di pintu masuk pun sudah
panjang. Maklum lah, hari itu adalah long
weekend. Setelah 1 jam mengantri, tepat setelah saya mendapat tiket masuk,
pintu masuk museum ini dibuka. Ohiya, harga tiket masuk museum ini adalah
60ribu rupiah di hari kerja dan 80ribu rupiah di hari libur/weekend. Untuk kamu yang membawa kamera
akan dikenakan charge tambahan sebesar 35ribu rupiah. Tapi kalau untuk kamera
handphone gratis kok, hehe. Dan ternyata di sebelah museum angkut itu ada
museum topeng. Saya kurang tahu harga tiket masuknya, tapi kalo
dipaketkandengan museum angkut jadi hanya 90ribu saja. Saya belum sempat googling sih ada apa di museum topeng,
tapi karena nambah 10ribu yasudahlah saya iyakan tawaran penjual karcis
tersebut. Selain paket dengan museum topeng ada juga paket tiket museum angkut,
jatim park, eco green park, batu night spectaculer untuk 2 hari, tapi sayang
saya lupa harganya (karena ga beli sih, hehe).
Sekedar
tips dari saya, sebaiknya sebelum masuk ke dalam museum, laksanakan sholah
dhuhur terlebih dahulu. Karena museum ini ternyata sangat besar, dan di
dalamnya tidak terdapat musholla. Jadi kemarin saya melakukan kesalahan besar
dengan tidak sholat dhuhur terlebih dahulu. Ketika saya sudah mengelilingi ¾
rute museum, saya sadar waktu ashar akan segera datang, jadi saya memutuskan
segera sholat dhuhur. Ternyata oh ternyata lokasi musholla ada di luar museum,
jadi saya harus keluar museum. And the
worst part is saat kembali memasuki museum, saya harus mengulang kembali
dari rute awal, tidak ada jalan lain untuk bypass
ke rute terakhir saya sebelum saya sholat dhuhur tadi. Aaahhh lumayan loh
padahal jalannya, kaki saya sudah mulai pegal.
This
museum open at 12 o’clock and closed at 10 p.m. I have arrived at this museum
at 11 o’clock and there was a long queue in front of the ticket counter and in
the entrance ( I came here in long weekend). The ticket fare is 80,000 rupiahs
in weekends and holiday and 60,000 rupiahs in weekdays. Camera is charged with
35,000 rupiahs, except camera in mobile phone. If you buy a season ticket to museum angkut
and museum topeng, you have to pay 90,000 rupiahs. Besides, there is another
season ticket to visit museum angkut, jatim park, eco green park, and batu
night spectacular for 2 days. For muslim visitors, I suggest you to pray dzuhur
first before enter the museum. Because the museum is so big but unfortunately
there’s no pray room inside. If you want to pray in the middle of your
visiting, you have to exit first and then come back from the entrance and
follow the route from the beginning. It really is wasting your time and of
course your energy (I know because I did L).
Jadi apa
sih yang ada di dalam museum angkut sebenarnya? Museum angkut yang konon
katanya terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara ini memiliki banyak sekali
koleksi moda pengangkutan dari jaman dahulu hingga kini yang modern. Dan
serunya lagi museum ini ditampilkan dengan tema – tema tertentu, sehingga bagus
sekali untuk foto – foto. Bahkan ada sebuah blog yang mengatakan, museum angkut
ini mirip dengan universal studio, hanya minus wahana. Saya sendiri belum
pernah ke universal studio, jadi tidak bisa berkomentar apa – apa.
Awalnya
ketika saya masuk ke museum ini, saya sempat kecewa. Ya sih, ada banyak mobil,
tapi tidak ada yang spesial. Hanya mobil berderet – deret saja. Tapi ternyata
setelah saya naik ke lantai 2 dan mengikuti rute museum, baru saya tau keasyikan
menyusuri museum ini. Di dalam museum ini ada tema negara eropa masa lampau,
kemudian ada miniatur menara eiffel, ada miniatur istana buckingham, dan lain –
lain. Bahkan saya sempat berfoto dengan patung hulk disana.
Daripada
bingung membayangkan apa yang saya katakan, yuk lihat saja beberapa foto hasil
jepretan saya di museum angkut.
waktu saya upload di path, kata teman saya seperti nonik belande |
eiffel i'm in love |
london telephone box |
he's sooo tall |
with queen elizabeth |
with hulk |
my cousin and my nephew in action |
my dearest nephew |
pake kostum pemadam kebakaran |
broadway stage as background |
at a gas station |
Roma? Paris? London? No, I'm still in malang... |
looks like we're in japan. huh |
Batavia a.k.a Jakarta |
So how? Are you interested in visiting museum angkut? I hope so. this place is worth it.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar