Label

Jumat, 04 Desember 2015

DAY 4&5 PART 2 : Melaka, Malaysia




Ehhmm.. I’m so excited writing this post, because Melacca is my most favourit place during this travelling. Gimana ya, pertama kali datang ke sini itu, langsung suka suasana kota. Tenang dan nyaman.

Di hari kedua saya di kota ini, saya hanya memiliki setengah hari saja untuk berjalan – jalan, karena jam 3 sorenya saya harus pergi ku Kuala Lumpur. Jadi inilah yang bisa saya dapatkan dari wisata setengah hari di kota Melaka.

Pertama – tama, tentu saya harus mengunjungi Stadthuys atau biasa disebut juga bangunan merah. Di sini saya berfoto di depan clock tower dan air mancur victoria. Di sini juga ada semacam kincir angin tapi kecil gitu ukurannya.

Kompleks Bangunan Merah

Clock Tower


Me with Clock Tower

Air Mancur Victoria

Me with Air Mancur Victoria


Kincir Angin

Di dekat clock tower ada Christ Church Melaka.





Lalu saya melanjutkan perjalanan ke Stadthuys. Ada apa sih di Stadthuys?



Yah seperti yang bisa kalian semua baca, Stadthuys sekarang difungsikan sebagai musium sejarah, etnografi, dan sastra. Saya tidaK masuk ke sana, karena mengingat waktu saya yang hanya setengah hari di kota ini. Jadinya saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan saya ke tempat lain.

Dan pilihan saya jatuh pada A famosa. Sebelum menuju ke A Famosa ini saya berjalan ke bukit yang agak cukup tinggi. Lalu bertemu (sepertinya) sebuah gereja atau bekas gereja. 


Terlihat kan lokasi gerejanya di atas bukit..
Gereja? Bekas Gereja? Entahlah ini apa...


Kemudian dari sana saya turun, dan sampailah saya di A Famosa. Untuk sejarah A Famosa, saya kurang paham, tapi yang jelas ini merupakan satu bukti bahwa Portugis pernah berkuasa di sini.

A Famosa


Dari situ saya menuju ke Istana Kesultanan Melaka. Ini adalah semacam museum yang menceritakan tentang kesultanan Melaka.

  
Istana Kesultanan Melaka

Me.. in front of Istana Kesultanan Melaka

 
Pintu Masuk ke Istana Kesultanan melaka






Di dekat istana kesultanan Melaka ada gedung Memorial Pengisytirahan kemerdekaan. Daaann di depannya ada mall. Di mall ini saya masuk dan membeli angkle support dan knee support karena saya mengalami cedera.






Setelah itu saya berjalan ke arah sungai Melaka. Senang deh berjalan – jalan di kota ini, kata kotanya bagus untuk dilihat. Ada beberapa museum yang saya lewati, tapi tidak saya masuki.



Dan sampailah saya di sungai Melaka. Rencananya saya akan mengikuti Melaka River Cruise. Durasi perjalanan kapal ini sekitar 45 menit. Perjalanan akan melewati kampung – kampung di Melaka yang bagus dan tertata. Sayangnya bau sungainya tidak enak. Agak mengganggu menurut saya.

 
Melaka River Cruise

Incomplete Visit Melaka Without Cruising The Melaka River









Kalau kamu punya waktu lebih lama di kota ini, sebaiknya kamu berjalan – jalan menyusuri kampung – kampung itu. Banyak turis melakukannya, dan sepertinya asyik. Tapi ingat, pakai sunblock atau kalo perlu payung, karena kota ini mataharinya terik sekali. Kalau malas jalan, biasanya hostel – hostel juga menyewakan sepeda kok.

Oke, selesai sudah cerita tentang Melaka. Setelah itu saya melanjutkan perjalanan ke pulau Pinang (atau kita biasa menyebutnya Penang). Dari Melaka saya naik bus ke Kuala Lumpur, lalu naik kereta malam ke Butterworth. Ada kok bis langsung jurusan Melaka – Butterworth, tapi saya lebih memilih naik kereta karena saya ingin naik sleeper train (kereta yang ada tempat tidurnya). Selain ingin merasakan sleeper train (karena di Indonesia masih belum ada), juga karena saya pikir kalau tidur dalam posisi duduk pasti badan akan pegal. Saya tidak ingin liburan saya terganggu karena tidur tidak nyenyak, jadi saya memilih naik sleeper train. Mahal memang, tapi worth it kok menurut saya.

Sleeper Train
 
Jadi dalam 1 rangkaian kereta, ternyata hanya ada beberapa gerbong saja yang berisi tempat tidur, kalau tidak salah sih 2 gerbong. Tempat tidurnya tingkat dan ditutup tirai. Tempat tidur di atas harganya lebih murah daripada yang tempat tidur di bawah. Saya membeli yang tempat tidur di bawah sehraga 46 ringgit karena saya takut jatuh kalo tidur di atas. Hey ini kan di kereta, bukan di kamar, hehehe…

Tapi jangan khawatir, sebenarnya tidur di atas cukup aman kok, karena kamu akan disediakan semacam sabuk pengaman yang bisa kamu pakai ketika tidur. Jadi jangan khawatir kalau kamu mendapatkan tempat tidur di atas. Teman saya bahkan akhirnya tidur di atas, karena yang seharusnya tidur di tempat tidur atasnya adalah seorang bapak – bapak tua yang suadah sulit untuk naik tangga. Jadinya teman saya bertukar tempat tidur dengan bapak tersebut, dan katanya sih biasa saja tidur di atas itu. Tidak seseram yang saya bayangkan.

Di gerbong tempat tidur ini tidak ada loker yah. Orang – orang sih cuek aja tuh meletakkan barang bawaannya di pinggir tempat tidurnya. Saya sih menaikkan koper saya ke atas tempat tidur supaya bisa tidur dengan nyenyak dan tenang tanpa takut barang akan hilang. Mungkin ini ya kekurangannya kalau dapat tempat tidur di atas, susah untuk menaikkan barang bawaan ke atas, apalagi kalo bawanya koper seperti saya.

Lalu bagaimana supaya bisa mendapatkan tempat tidur di bawah? Beli online jauh – jauh hari. Saya membeli tiket kereta ini kurang lebih 3 minggu sebelum keberangkatan (kalau tidak salah tiket sudah bisa dibeli 1 bulan sebelum keberangkatan), dan ketika saya membeli tempat tidur bawahnya sudah hampir full loh. Jadi persiapkan dengan baik ya kalau memang ingin naik sleeper train. Tiket onlinenya bisa dipesan disini. Di web ini kamu bisa cek jadwal keretanya.

Kereta yang saya naiki adalah kereta Senandung Langkawi, jurusan Kuala Lumpur – Hatyai (Thailand). Iya, kereta ini berakhir di negeri tetangganya Malaysia. Banyak teman yang menyarankan saya melanjutkan perjalanan hingga ke Thailand, karena memang dari Penang sudah dekat kalau mau ke Thailand. Tapi untuk trip kali ini, saya belum sampai ke Thailand, di Singapore dan Malaysia saja saya merasa 10 hari masih kurang kok. Karena kereta ini berakhir di Hatyai, pastikan kamu tidak terbawa sampai Thailand ya. Kalau mau ke Penang, turunnya di Butterworth. Kereta sampaidi Butterworth sekitar pukul 5 pagi, di sana pukul 5 pagi itu masih gelap karena subuh saja jam 6 pagi. Dan kalau seharian sudah capek jalan – jalan, bahkan tidur di kereta pun pulas sekali. Saya terbangun 1 stasiun sebelum Butterworth dan langsung panik. Kalau perlu nyalakan alarm pukul setengah 5, mencetak jadwal kereta yang ada nama – nama stasiunnya (bisa didownload disini) juga akan membantu.

Karena kereta berangkat dari Kuala Lumpur, dari Melaka saya pergi ke Kuala Lumpur dulu. Saya menggunakan bus Delima, yang lagi – lagi sudah saya beli secara online dari saya masih di Indonesia. Belinya disini. Harganya 10 ringgit saja, dengan waktu tempuh kurang lebih 2,5 jam. Saya memesan bus dengan keberangkatan pukul 5 sore, karena kereta saya berangkat pukul 09.30 malam.

Sampai di terminal Bersepadu Selatan atau yang biasa disingkat TBS (buka The Body Shop yahh TBS di sini) ada beberapa pilihan kalau kamu mau ke stasiun KL Sentral (stasiun tempat pemberangkatan kereta ke Butterworth). Bisa naik KTM, bisa juga nail LRT tapi harus transit dulu. Saya memilih naik KTM yang tidak perlu transit. Ongkosnya saya lupa berapa, hehehe.

Sesampainya di KL sentral saya langsung sholat lalu membeli makan untuk dimakan di kereta, karena waktu sudah cukup mepet. Begitulah cerita perjalanan saya di Melaka. Next post adalah tentang Penang yah.. Please wait..

NB : don’t forget to check my other blog about beauty and skincare here

Senin, 19 Oktober 2015

DAY 4&5 PART 1 : MELAKA, MALAYSIA



Pagi – pagi di hari ke-4 ini saya bangun dan segera bersiap untuk meninggalkan Singapore. Kami berencana berangkat paling lambat pukul 07.30. Pada pukul 07.00 saya menyempatkan diri untuk memindahkan foto dari kamera ke flashdisk, dan ternyata kegiatan itu memakan waktu cukup lama. Hampir jam 08.00 foto – foto itu selesai dipindahkan. Pokoknya akhirnya rencana hari itu berantakan karena akhirnya kami baru meninggalkan hostel menuju ke terminal queenstreet hampir pada pukul 09.00. It’s all my fault. Deuh, saya sampai ngga enak dengan travelmate saya karena terlambat banget berangkatnya.

Mencari terminal queenstreet ini tidak sulit. Dari perempatan rumah sakit raffles hanya tinggal menyeberang ke depan dan jalan lurus. Kalau dari stasiun Bugis, berarti harus keluar dulu ke exit H lalu jalan ke arah kanan melewati rumah sakit Raffles sampai bertemu dengan perempatan. Lalu menyeberah dan berjalan lurus saja. Terminal queen street berada di sebelah kiri. Entahlah sebenarnya ini terminal apa bukan, karena di situ hanya semacam pool bus – bus yang akan bertolak dari Singapore ke Johor Bahru. Ada beberapa bus yang bisa dipilih, tapi saya memilih yang paling dulu berangkat, yaitu bus causewaylink. Ongkosnya SGD3,3.

It's not hard to find queenstrees bus station. From the four junction in front of Raffless hospital, you just need to cross the street and walk straight until you find the bus station. If you are from Bugis station, you should exit from Exit H and walk to the right, pass the raffles hospital until you find the four junction. Then cross the street and walk straight.

Ini adalah cara naik bus dari Singapore ke Johor Bahru lanjut ke Melaka:
How to go to Melacca from Singapore via Johor Bahru?
 
1.     Pergi ke pick up point di Singapore. Ada beberapa pick up point untuk menuju Johor. Ada dari Kranji ada pula dari queen street. Saya memilih dari queenstreet. 
      Go to pick up point in Singapore. There's some pick up point from Singapore to Johor Bahru, that is from Kranji, and the other is from queen street. I choose to go from queen street.

2.      Pilih bus yang akan dinaiki. Saya memilih causeway link.
       Choose the bus. This time I choose causeway link bus
 
3.       Setelah membeli tiket (bisa pakai ez link) simpan baik – baik tiket, JANGAN DIBUANG karena tiket masih dipakai.
      DON'T THROW AWAY YOUT TICKET, the ticket is still used.
 
4.      Bus akan beberapa kali berhenti, yang pertama adalah di Woodland check point, yaitu imigrasinya Singapore. Di Woodland semua penumpang bus harus turun dan MEMBAWA SEMUA BARANG BAWAANNYA. Setelah cek imigrasi, pergi ke arah terminal keberangkatan lagi.
      The bus will stop in several places, the first stop is in Woodland check point (Singapore Imigration). In Woodland all passengers must  out of  the bus and BRING ALL BELONGINGS. After do the imigration check, go to departure point.
 
5.      Cari bus yang sama dengan yang tadi dinaiki. Karena saya tadi naik causeway link, saya cari jalur causeway link. Dengan menunjukkan tiket yang tadi dibeli (makanya harus disimpan baik – baik jangan sampai hilang) penumpang bisa naik bus lagi. Bus yang akan dinaiki belum tentu sama dengan bus yang tadi dinaiki. Sama – sama cause way link tentu, tapi belum tentu bus yang sama. Jadi sistemnya adalah ketika bus penuh maka bus berangkat. Karena itu jugalah, jangan sampai meninggalkan bawaan di bus ketika cek imigrasi, karena belum tentu kita meninggalkan imigrasi dengan bus yang sama.
      Find the same bus as you took before. In my case, because I took causeway link bus, so I should go find causeway link bus also.  Show your ticket and you are allowed to go into the bus. That's why you must not throw away yout ticket.
 
6.       Setelah itu bus akan berhenti lagi di imigrasi Malaysia, namanya Sultan Iskandar checkpoint. Hal yang sama juga berlaku disini. Jangan sampai meninggalkan bawaan di bus. Di sebelah bangunan Sultan Iskandar ada JB sentral dan ada mall JB City Square (terkoneksi dengan jembatan). Biasanya yang ingin pergi ke Johor akan berhenti di sini dan belanja disini. Atau naik bus untuk menuju tujuan selanjutnya disini (biasanya yang tujuannya adalah di dalam kota Johor Bahru). Sedangkan untuk yang akan meninggalkan Johor maka akan melanjutkan perjalanan ke terminal Larkin seperti saya.
     Then the bus will stop again at Malaysia Imigration (Sultan Iskandar checkpoint). The same thing happens here so don't forget to bring your belongings while you out of the bus. You can end your trip here and go to JB central or JB City Square (Mall that connected to Sultan Iskandar checkpoint by bridge) or continue to Larkin bus station if you want to go to another city like me.
 
7.      Setelah cek imigrasi, cari lagi jalur bus causeway link untuk menuju terminal larkin.
      If you want to go to Larkin bus station, you should find the departure point to find your bus to continue your trip to Larkin bus station.
 
8.      Sampai di terminal Larkin ada banyak pilihan bus ke luar kota. Pilih salah satu, tapi jangan sampai kena tipu calo. Ya, di sini masih banyak calo. Beli di counter resmi kalau tidak mau berurusan dengan calo. Saya sih beli online dari Indonesia, lalu tukarkan dengan tiket di counter. Selain lebih tenang dengan menunjukkan bukti pembelian online tiket kepada calo, mereka akan berhenti membuntuti kita. Hahaha. 
      There are a lot of bus to go out of the town in Larkin bus station. Beware of  pander. It's very helpfull to have online booking before so that you can free from pander's pursuit. If you have online booked before, just bring receipt (print the receipt before) to the counter to get the bus ticket.

9.      Beres sudah. Tinggal naik bus dan sampailah di Melaka
      It's done. You can go to Melacca now.


Pilihan saya ketika itu adalah bus Causeway Link, dengan pertimbangan jam keberangkatan dan harga. Sebenarnya beda harganya tipis kok (Causeway Link harganya 19ringgit, sedang bus lain ada yang 20 - 21 ringgit), pertimbangan utamanya adalah jam keberangkatannya. Kondisi bus ini bagus. Ada sandaran kakinya segala padahal waktu tempuh hanya sekitar 3 jam. Cuma sayangnya jam keberangkatannya ngaret sekitar 30 menit. dan ternyata perjalanannya lebih dari 3 jam, sekitar 3,5 jam.

Sesampainya di terminal Melaka, cari tempat pemberangkatan bus panorama, karena bus panorama ini lokasinya berbeda dengan lokasi penurunan penumpang bus antar kota. Saya harus naik bus panorama nomor 17 untuk berhenti di clock tower  atau bangunan merah. Biasanya sih turis akan naik bus ini dan berhenti di sini, karena memang di sinilah pusat wisata kota Malaka. ongkos bus ini 1,5 atau 2 ringgit gitu deh, saya lupa pastinya. Tips naik bus kota di Malaysia adalah sediakan uang pas, karena mereka tidak menyediakan uang kembalian. 

Arriving in Melacca, I go find panorama bus to go to my hostel. I choose hostel near clock tower, so I should take panorama bus number 17. A lot of visitor go to clock tower because there are a lot of hostel around the building. Prepare the amount that you need to pay for the bus, because they don't give change.

bus akan berhenti di dekat 'andong' di depan bangunan merah
 
Di Melaka saya menginap di The Cardamom Hostel yang ohmygod tempatnya enak banget. Berasa kaya di rumah aja gitu di hostel ini. Bersihhh banget. Dan yang saya suka dari hostel ini, beberapa hari setelah saya melakukan book di booking.com, hostel ini mengirimkan email kepada saya cara menuju hostel ini. Lengkap dengan tempat – tempat terkenal yang akan saya lewati apabila saya akan berjalan menuju hostel ini dari clock tower/bangunan merah. Mereka benar – benar memastikan bahwa customernya tidak akan tersesat. Selain itu ada nomor whatsapp dan line yang bisa dihubungi. Harganya pun tidak mahal, hanya 45 ringgit untuk 1 malam. Tempat tidurnya ukuran queen yang bisa digunakan oleh 2 orang. Jadi 1 orang cukup 22,5 ringgit saja. Kurs ketika saya membeli ringgit adalah 3525 rupiah. Jadi total harga kamar saya adalah sekitar 16oribu rupiah, dibagi dua dengan teman saya jadinya tiap orang cukup membayar 80ribu saja. Memang sih, kamar mandinya adalah kamar mandi bersama, tapi bersih banget kok.

I stay at the Cardamom hostel. the hostel is very clean and cozy. The owner also very kind. After I book a room via booking.com, they sent me an email and give their number and line identity to me, so I could call the easily.



ruang tengahnya peweee banget

di sini bisa sewa sepeda


Saya sampai di hostel sekitar pukul 7 malam. Karena hampir kehabisan baju, maka agenda saya malam itu adalah mencari koin laundry. Untungnya ada 2 koin laundry yang dekat dengan hostel tempat saya menginap. Jadi malam itu shanya pergi ke laundry lalu kembali ke penginapan dan tidur.

Ohya, di Malaka ini mencari makanan halal agak sulit yah. Walaupun ini Malaysia, tapi kebanyakan restoran dimiliki oleh etnis china yang masakannya non-halal. Jangan khawatir, mereka akan jujur kok mengatakan kalau makanan mereka tidak halal. Akhirnya malam itu saya makan semacam pop mie yang saya beli dari seven eleven.

NB : kindly check my other blog about beauty and skincare here