Ehhmm.. I’m so
excited writing this post, because Melacca is my most favourit place during
this travelling. Gimana ya, pertama kali datang ke sini itu, langsung suka
suasana kota. Tenang dan nyaman.
Di hari kedua
saya di kota ini, saya hanya memiliki setengah hari saja untuk berjalan –
jalan, karena jam 3 sorenya saya harus pergi ku Kuala Lumpur. Jadi inilah yang
bisa saya dapatkan dari wisata setengah hari di kota Melaka.
Pertama – tama,
tentu saya harus mengunjungi Stadthuys atau biasa disebut juga bangunan merah.
Di sini saya berfoto di depan clock tower dan air mancur victoria. Di sini juga
ada semacam kincir angin tapi kecil gitu ukurannya.
Kompleks Bangunan Merah |
Clock Tower |
Me with Clock Tower |
Air Mancur Victoria |
Me with Air Mancur Victoria |
Kincir Angin |
Di dekat clock
tower ada Christ Church Melaka.
Lalu saya
melanjutkan perjalanan ke Stadthuys. Ada apa sih di Stadthuys?
Yah seperti
yang bisa kalian semua baca, Stadthuys sekarang difungsikan sebagai musium
sejarah, etnografi, dan sastra. Saya tidaK masuk ke sana, karena mengingat waktu
saya yang hanya setengah hari di kota ini. Jadinya saya memutuskan untuk
melanjutkan perjalanan saya ke tempat lain.
Dan pilihan
saya jatuh pada A famosa. Sebelum menuju ke A Famosa ini saya berjalan ke bukit
yang agak cukup tinggi. Lalu bertemu (sepertinya) sebuah gereja atau bekas
gereja.
Terlihat kan lokasi gerejanya di atas bukit.. |
Gereja? Bekas Gereja? Entahlah ini apa... |
Kemudian dari
sana saya turun, dan sampailah saya di A Famosa. Untuk sejarah A Famosa, saya
kurang paham, tapi yang jelas ini merupakan satu bukti bahwa Portugis pernah
berkuasa di sini.
A Famosa |
Dari situ saya
menuju ke Istana Kesultanan Melaka. Ini adalah semacam museum yang menceritakan
tentang kesultanan Melaka.
Me.. in front of Istana Kesultanan Melaka |
Pintu Masuk ke Istana Kesultanan melaka |
Di dekat istana
kesultanan Melaka ada gedung Memorial Pengisytirahan kemerdekaan. Daaann di
depannya ada mall. Di mall ini saya masuk dan membeli angkle support dan knee
support karena saya mengalami cedera.
Setelah itu
saya berjalan ke arah sungai Melaka. Senang deh berjalan – jalan di kota ini,
kata kotanya bagus untuk dilihat. Ada beberapa museum yang saya lewati, tapi
tidak saya masuki.
Dan sampailah saya di sungai Melaka. Rencananya saya akan mengikuti Melaka River Cruise. Durasi perjalanan kapal ini sekitar 45 menit. Perjalanan akan melewati kampung – kampung di Melaka yang bagus dan tertata. Sayangnya bau sungainya tidak enak. Agak mengganggu menurut saya.
Incomplete Visit Melaka Without Cruising The Melaka River |
Kalau kamu
punya waktu lebih lama di kota ini, sebaiknya kamu berjalan – jalan menyusuri
kampung – kampung itu. Banyak turis melakukannya, dan sepertinya asyik. Tapi
ingat, pakai sunblock atau kalo perlu payung, karena kota ini mataharinya terik
sekali. Kalau malas jalan, biasanya hostel – hostel juga menyewakan sepeda kok.
Oke, selesai
sudah cerita tentang Melaka. Setelah itu saya melanjutkan perjalanan ke pulau
Pinang (atau kita biasa menyebutnya Penang). Dari Melaka saya naik bus ke Kuala
Lumpur, lalu naik kereta malam ke Butterworth. Ada kok bis langsung jurusan
Melaka – Butterworth, tapi saya lebih memilih naik kereta karena saya ingin
naik sleeper train (kereta yang ada tempat tidurnya). Selain ingin merasakan
sleeper train (karena di Indonesia masih belum ada), juga karena saya pikir
kalau tidur dalam posisi duduk pasti badan akan pegal. Saya tidak ingin liburan
saya terganggu karena tidur tidak nyenyak, jadi saya memilih naik sleeper train.
Mahal memang, tapi worth it kok menurut saya.
Sleeper Train |
Jadi dalam 1
rangkaian kereta, ternyata hanya ada beberapa gerbong saja yang berisi tempat
tidur, kalau tidak salah sih 2 gerbong. Tempat tidurnya tingkat dan ditutup
tirai. Tempat tidur di atas harganya lebih murah daripada yang tempat tidur di
bawah. Saya membeli yang tempat tidur di bawah sehraga 46 ringgit karena saya
takut jatuh kalo tidur di atas. Hey ini kan di kereta, bukan di kamar, hehehe…
Tapi jangan khawatir,
sebenarnya tidur di atas cukup aman kok, karena kamu akan disediakan semacam
sabuk pengaman yang bisa kamu pakai ketika tidur. Jadi jangan khawatir kalau
kamu mendapatkan tempat tidur di atas. Teman saya bahkan akhirnya tidur di
atas, karena yang seharusnya tidur di tempat tidur atasnya adalah seorang bapak
– bapak tua yang suadah sulit untuk naik tangga. Jadinya teman saya bertukar
tempat tidur dengan bapak tersebut, dan katanya sih biasa saja tidur di atas
itu. Tidak seseram yang saya bayangkan.
Di gerbong
tempat tidur ini tidak ada loker yah. Orang – orang sih cuek aja tuh meletakkan
barang bawaannya di pinggir tempat tidurnya. Saya sih menaikkan koper saya ke
atas tempat tidur supaya bisa tidur dengan nyenyak dan tenang tanpa takut
barang akan hilang. Mungkin ini ya kekurangannya kalau dapat tempat tidur di
atas, susah untuk menaikkan barang bawaan ke atas, apalagi kalo bawanya koper
seperti saya.
Lalu bagaimana
supaya bisa mendapatkan tempat tidur di bawah? Beli online jauh – jauh hari.
Saya membeli tiket kereta ini kurang lebih 3 minggu sebelum keberangkatan
(kalau tidak salah tiket sudah bisa dibeli 1 bulan sebelum keberangkatan), dan
ketika saya membeli tempat tidur bawahnya sudah hampir full loh. Jadi
persiapkan dengan baik ya kalau memang ingin naik sleeper train. Tiket
onlinenya bisa dipesan disini. Di web ini kamu bisa cek jadwal keretanya.
Kereta yang
saya naiki adalah kereta Senandung Langkawi, jurusan Kuala Lumpur – Hatyai
(Thailand). Iya, kereta ini berakhir di negeri tetangganya Malaysia. Banyak
teman yang menyarankan saya melanjutkan perjalanan hingga ke Thailand, karena
memang dari Penang sudah dekat kalau mau ke Thailand. Tapi untuk trip kali ini,
saya belum sampai ke Thailand, di Singapore dan Malaysia saja saya merasa 10
hari masih kurang kok. Karena kereta ini berakhir di Hatyai, pastikan kamu
tidak terbawa sampai Thailand ya. Kalau mau ke Penang, turunnya di Butterworth.
Kereta sampaidi Butterworth sekitar pukul 5 pagi, di sana pukul 5 pagi itu
masih gelap karena subuh saja jam 6 pagi. Dan kalau seharian sudah capek jalan
– jalan, bahkan tidur di kereta pun pulas sekali. Saya terbangun 1 stasiun
sebelum Butterworth dan langsung panik. Kalau perlu nyalakan alarm pukul
setengah 5, mencetak jadwal kereta yang ada nama – nama stasiunnya (bisa
didownload disini) juga akan membantu.
Karena kereta
berangkat dari Kuala Lumpur, dari Melaka saya pergi ke Kuala Lumpur dulu. Saya
menggunakan bus Delima, yang lagi – lagi sudah saya beli secara online dari
saya masih di Indonesia. Belinya disini. Harganya 10 ringgit saja, dengan waktu
tempuh kurang lebih 2,5 jam. Saya memesan bus dengan keberangkatan pukul 5
sore, karena kereta saya berangkat pukul 09.30 malam.
Sampai di
terminal Bersepadu Selatan atau yang biasa disingkat TBS (buka The Body Shop
yahh TBS di sini) ada beberapa pilihan kalau kamu mau ke stasiun KL Sentral
(stasiun tempat pemberangkatan kereta ke Butterworth). Bisa naik KTM, bisa juga
nail LRT tapi harus transit dulu. Saya memilih naik KTM yang tidak perlu
transit. Ongkosnya saya lupa berapa, hehehe.
Sesampainya di
KL sentral saya langsung sholat lalu membeli makan untuk dimakan di kereta,
karena waktu sudah cukup mepet. Begitulah cerita perjalanan saya di Melaka.
Next post adalah tentang Penang yah.. Please wait..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar