Di hari ke-7
atau hari terakhir saya di Georgetown, Penang, saya menghabiskan waktu dengan
berjalan – jalan mengelilingi kota Georgetown. Saya meninggalkan penginapan
pada pukul 9 pagi setelah terlebih sahulu check out tapi masih menitipkan tas.
Sebelum saya berangkat liburan, saya sudah banyak mencari informasi tentang
kota Georgetown ini. Bahkan saya sudah membuat rute wisata kota yang akan saya
lakukan hari ini.
Perjalanan kali
ini saya mulai dari lebuh leith. Dari lebuh chulia saya berjalan ke arah kiri
hingga sampai di lebuh leith. Dari situ saya masukke jalan lebuh leith dan
menemukan the chocolate boutique museum dan Cheong Fatt Tze Mansion. Di Cheong
Fatt Tze Mansion saya hanya lewat, tidak masuk ke dalamnya karena saya pergi
terlalu pagi sehingga mansionnya belum dibuka untuk pengunjung. Dari luar
penampakan mansion nya sih biasa saja. Bagi yang berminat mengnjungi Cheong
Fatt Tze Mansion, siapkan RM17 untuk tiket masuknya. Pada pukul 11.00, 14.00,
dan 15.30 ada guide yang akan menjelaskan dalam bahasa Inggris.
Cheong Fatt Tze mansion dari depan |
yang meu mengunjungi Cheong Fatt Tze mansion jangn lupa baca ini!! |
Dari lebuh
leith saya belok kanan ke arah jalan sultan ahmad shah dan berjalan terus hingga
sampai di lebuh farquhar untuk menuju ke tujuan utama saya yaitu State museum,
yang lokasinya berdekatan dengan St George’s museum church. Tapi ternyata State
museum tutup setiap hari Jumat, dan sayangnya hari itu adalah hari Jumat, dan
saya akan meninggalkan Penang di Jumat sore. Jadi keinginan saya untuk melihat
Penang State museum harus kandas.
Penang State Museum tutup tiap Jumat |
Pardon my selfie... :) |
Perjalanan saya
lanjutkan ke arah mahkamah tinggi, kemudian berjalan ke arah pertigaan lebuh
light dan belok kanan ke fort cornwallis. Fort Cornwallis ini adalah sebuah
benteng yang pada jaman dahulu digunakan untuk bertahan dari serangan musuh. Untuk
masuk ke dalam Fort Cornwallis kita harus membayar RM 3. Di dalam Fort
Cornwallis sih tidak ada yang terlalu menarik untuk dilihat. Di dekat Fort
Cornwallis ada clock tower seperti yang ada di Melaka, yang biasa disebut jam Victoria.
Banyak yang berfoto di sana. Padahal sih ya jam biasa, hehehe.
Mahkamah Tinggi |
Add caption |
Meriam di Fort Cornwallis |
Jam Victoria |
Pantai yang terilhat dari Fort Cornwallis |
Dari jam
Victoria saya belok kiri ke lebuh pantai. Tidak jauh dari situ memang saya
lihat pantai sih, tapi saya tidak sampai ke pantainya. Saya berjalan lurus
menuju lebuh gereja lalu ke pinang peranakan mansion.
Untuk masuk ke
Pinang Peranakan Mansion, kita diharuskan membayar RM10. Pinang Peranakan
Mansion ini merupakan tempat yang direkomendasikan oleh tripadvisory untuk
dikunjungi. Pinang Peranakan Mansion ini dulunya merupakan rumah milik orang
cina yang sangat kaya yang kemudian menikah dengan orang melayu. Kini rumahnya
dijadikan semacam musium untuk dikunjungi oleh wisatawan, untuk memperkenalkan
kebudayanan peranakan melayu – cina. Dari depan sih rumahnya tidak terlihat
terlalu besar, tapi ternyata dalamnya besar sekali.
Ada yg lagi foto pre-wed |
Dari Pinang
Peranakan Mansion saya melanjutkan perjalanan ke little India untuk melihat
Kuil Sri Mahamariamman yang merupakan kuil Hindu terbesar di Penang, yang
ternyata sedang direnovasi sehingga tidak bisa dikunjungi. Di sepanjang jalan
menuju little India saya menemui beberapa kuil Budha kecil yang sempat saya
foto.
Di little India
ada masjid terbesar di Georgetow, yaitu masjid Kapitan Keling. Saya sholat
disini dan sempat mengambil beberapa foto di masjid ini.
Menurut itinerary
yang saya buat, dari masjid Kapitan keling saya kembali ke penginapan untuk
mengambil tas dan melanjutkan perjalanan ke stasiun. Tapi karena hari masih
siang (waktu yang saya alokasikan untuk mengunjungi Penang State Museum tidak
terpakai karena museum ditutup di hari Jumat), saya jalan – jalan random saja. Ternyata
banyak spot – spot yang bisa difoto di Georgetown ini. Banyak mural di
sepanjang jalan yang mengundang wisatawan untuk berhenti dan berfoto.
Satu yang
menarik perhatian saya adalah Masjid melayu Lebuh Aceh yang saya temukan ketika
saya berjalan – jalan random ini. Entahlah apa hubungannya dengan Aceh ,
Indonesia.
Dari sini baru
saya berjalan menuju ke penginapan. Di tengah perjalanan turun hujan yang cukup
lebat yang membuat saya harus berteduh. Ketika hujan sudah agak reda, karena
jadwal kereta ke Kuala Lumpur yang sudah saya pesan sebelumnya masih lama, saya
memutuskan untuk masuk ke sebuh restoran yang bernama Danish Briyani House. Di sini
ada wifi yang cukup kecang. Menu makanannya agak mahal, tapi karena ada wifi
kencang jadi saya maafkan. Saya memesan semacam teh jahe untuk menghangatkan
badan karena kehujanan. Saya berada di restoran ini lebih dari 1 jam, sekalian
beristirahat. Sebelum akhirnya saya ke penginapan untuk mengambil tas dan
melanjutkan perjalanan ke weld quay.
Dari weld quay
saya berjalan ke pelabuhan untuk naik ferry ke butterworth. Ferry dari
georgetown ke butterworth ini free ya. Jadi yang bayar hanya ferry dari
butterworth ke georgetown saja. Setelah menyeberang saya menuju stasiun untuk
menunggu kereta yang akan membawa saya ke Kuala Lumpur.
Menurut pendapat
saya, Penang ini merupakan tempat wisata yang cukup tenang. Wisata yang
ditawarkan di Georgetown adalah merupakan wisata budaya. Berjalan mengelilingi
Georgetown saja sudah cukup memberikan
gambaran percampuran budaya yang ada di kota ini.
Di Georgetown
saya bertemu bule asal Jerman di penginapan saya. Dia menempuh perjalanan dari
Bangkok ke Penang dengan menggunakan kereta. Dia menuju ke Penang karena tidak
betah di Bangkok. Katanya di Bangkok banya ‘oversize shop store’ dan kotanya
terlalu ramai. Dia memutuskan untuk ke Penang. Dia akan tinggal di sini
beberapa hari karena menurutnya Georgetown, penang ini cukup tenang.
NB : visit my other blog about skincare : tyasforbeauty.blogspot.com and follow my instagram @tyas.utami.3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar