Ini
adalah posting pertama saya tentang wisata ke luar negeri. Dan ini pun memang
perjalanan pertama saya ke luar negeri. Saya selalu iri ketika membaca tulisan
tentang backpaker ke luar negeri. Ingin saya meniru mereka, tapi nyali saya
selalu ciut. Lalu kemudian saya menemukan teman yang mau pergi bersama untuk
wisata ke Singapura dan Malaysia. Jadilah dengan penuh semangat saya segera
mencari tiket (murah) untuk pergi ke sana. Dan alhamdulillah, memang saya
mendapat tiket murah. Saya mendapat tiket Jakarta – Singapore menggunakan
maskapai Jetstar seharga IDR 399,100 dan tiket Kuala Lumpur – Jakarta dengan
menggunakan maskapai Malindo Air seharga IDR 244,000.
Total
saya pergi selama 10 hari, dari hari Sabtu hingga ke hari Senin minggu
depannya. Namun, waktu efektif untuk berjalan – jalan hanya 8 hari. Karena
penerbangan yang saya gunakan ke Singapore adalah penerbangan malam jam 22.30,
sehingga saya baru dapat memulai wisata saya di hari Minggunya. Sedangkan untuk
tiket pulang, saya menggunakan penerbangan jam 11.25, dan pastilah paginya
sudah tidak sempat lagi jalan – jalan. Membuang waktu? Yahh.. namanya juga
tiket murah. Semua adalah pilihan, hahaha…
Setibanya
saya di Changi, waktu menunjukkan pukul 00.30. Saya inget saya pernah membaca
bahwa penumpang yang tidak transit dilarang untuk bermalam di Changi Airport,
namun banyak orang yang melakukannya sambil berharap tidak ada petugas yang
berpatroli. Namun saya lupa, kucing-
kucingan dengan petugas itu dilakukan setelah pemeriksaan imigrasi atau
sebelumnya. Dan karena kemudian kami (saya dan teman seperjalanan) menemukan
tempat yang PW untuk tidur, jadilah
kami tidur disana. Dan jangan ditiru yaaa.. karena ketika pemeriksaan imigrasi
keesokan harinya, saya dimarahi oleh petugas imigrasi. Jadi kalopun kamu ingin
bermalam di bandara, lakukan setelah pemeriksaan imigrasi.
Tempat
PW yang kami maksud adalah ruang tunggu yang sangat luaaasss. Yang membuat kita
bisa tidur nyenyakkk… Asal tidak tiba – tiba dibangunkan oleh petugas bandara.
tidur di bawah juga asyik, karena karpetnya hangat |
tidak semua colokan berfungsi, jadi harus nyari - nyari dulu |
Sekeluarnya
dari bandara kami menuju penginapan. Jadi kami pergi ke terminal 3 untuk naik
mrt ke tanah merah. Dari tanah merah kami naik mrt ke arah Joo Koon, dan turun
di stasiun bugis.
Sebelumnya
kami sudah boking 2 tempat tidur di shophouse the social hostel melalui
booking.com. Sebenarnya dari pihak hostel, telah mengirimkan email petunjuk
arah menuju hostel dari bugis mrt station. Tapi dasar kami adalah 2 cewek yang
tidak pandai membaca peta, jadilah kami nyasar 2 kali. Kami baru berhasil
menemukan hostel tersebut jam 10.00 setelah bertanya sana sini.
Jadi
dari bugis mrt station, untuk menuju shophouse the social hostel ini, kami
keluar lewat exit H. setelah itu dari arah pintu keluar kami berjalan ke arah
kanan (melewati raffles hospital) sampai di perempatan jalan. Setelah itu belok
kanan dan berjalan terus lurus sampai menemukan perempatan lagi. Dari
perempatan situ, saya belok kiri, dan berjalan ke arah masjid Sultan. Dari situ
saya belok kanan di arab street, lalu saya mencari nomor 48. Disitulah hostel
kami.
Setibanya
di hostel, ternyata kami tidak bisa melakukan early check in, karena hostel sedang penuh. Akhirnya kami hanya
menitip koper dan pergi untuk berjalan – jalan. Sebelumnya kami mencari tempat
untuk sarapan dulu. Dan pilihan kami jatuh pada nasi briyani di salah satu
restoran di Arab Street.
Nasi
briyani ini porsinya besar. Saya dan teman saya memutuskan membeli satu porsi
untuk dimakan berdua. Harganya sekitar SGD7. Dan sepertinya di restoran
tersebut adalah hal biasa untuk membeli 1 porsi makanan untuk dimakan berdua.
Karena pelayan restorannya bertanya “one briyani rice for 2 person?” dan ketika
saya mengatakan iya, dia memberikan kami 2 piring kosong, dan tak lama kemudian
nasi briyani porsi besar ini datang.
Jangan
tanyakan pada saya rasa nasi briyani ini. Saya khawatir pendapat saya tidak
objektif, karena pada dasarnya saya tidak suka makanan india dan makanan arab. Tapi
yang jelas saya masih sanggup untuk memakan nasi briyani ini. Berbeda dengan curry yang saya tidak sanggup sama
sekali untuk memakannya.
Setelah
selesai makan kami melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan pertama kami. Karena
kami sempat nyasar 2x ketika menuju hostel tadi, jadinya jadwal jalan – jalan
kami berantakan. Seharusnya siang itu kami pergi ke chinese garden lalu
dilanjutkan ke botanical garden. Namun hal tersebut tidak memungkinkan lagi,
sehingga kami harus memilih salah satu. Dan kami memilih chinese garden.
Dari
bugis mrt station, kami harus naik jalur east west line ke arah Jo Koon, dan
berhenti di stasiun chinese garden. Dari sana kami ikuti saja orang – orang
berjalan, karena kami yakin mereka pasti mau ke chinese garden. Dan setelah
berjalan sekitar 15 menit sampailan kami di kompleks chinese garden.
How to get to chinese
garden? From bugis mrt station, choose east west line mrt to Joo Koon, and stop
at chinese garden station. Chinese garden is about 15 minutes walk. There’s no
entrance fee to go inside chinese garden. Beside chinese garden, there’s also
japanese garden connected with a bridge to chinese garden.
Masuk
ke chinese garden itu gratis. Waktu saya ke sana, banyak sekali orang – orang
Indonesia yang kesana, orang – orang Jawa tepatnya, terlihat dari bahasa mereka
yang medhok (seperti saya, hehe).
Sepertinya mereka adalah orang – orang Indonesia yang tinggal di Singapura,
karena mereka membawa karpet dan makanan untuk piknik di chinese garden ini.
Jadi
selain chinese garden, disana juga ada japanese garden. Dua garden ini
dihubungkan dengan jembatan. Tapi menurut saya, japanese gardennya kurang
terawat. Terkesan berantakan.
Begitu
masuk ke kompleks chinese garden ini, langsung keliatan 7 storey pagoda, yang memang merupakan pagoda paling besar di chinese garden ini.
7storey pagoda is the
biggest pagoda in chinese garden, that consists of 7 floors. Don’t hesitate to
go up there, to enjoy the cool air and beautiful scenery up there.
Pagoda
ini terdiridari 7 lantai. Sempatkan untuk naik ke atas dan melihat pemandangan
dari atas. Anginnya sejuk, dan pemandangannya bagus.
Di
sebelahnya, ada patung 8 heroes. Tapi nggak semua patung, saya foto…
Yang
ini twin pagodas.. Seperti pagoda terapung. Ketika saya mendekat, sedang ada
perempuan berbaju tradisional china yang entah sedang apa.
Bagus
kan? Chinese garden ini memang kurang populer di kalangan turis Indonesia,
karena lokasinya yang agak jauh. Waktu saya cerita kepada penghuni hostel yang
lain bahwa saya pergi ke chinese garden, mereka terkejut. Karena menurut mereka
itu cukup jauh. Tapi dengan adanya mrt yang cepat dan nyaman, ditambah
stasiunnya benar – benar dekat dengan lokasi chinese garden ini, menurut saya
jarak bukan masalah kok. Tiga puluh menit saja dari stasiun bugis.
Notes
: kindly check my other blog here
Tidak ada komentar:
Posting Komentar